Kamis, 09 Desember 2010

DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN (BERMUHASABAHLAH)

oleh Teguh Supriyadi pada 10 Desember 2010 jam 7:28
DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN
SAAT WAKTU BERGERAK SAAT ITU LAH SEMUA NYA BERUBAH
SEMAKIN JAUH WAKTU BERGERAK SEMAKIN BANYAK PERUBAHAN TERJADI
DIRI KITA YANG DULU BAYI, MASYA ALLOH SEKARANG SUDAH HAMPIR RENTA
WARNA RAMBUT KITA SUDAH BERWARNA DUA
PENDENGARAN, UCAPAN  DAN PENGLIHATAN KITA SUDAH REMANG2
RAUT WAJAH DAN KULIT BADAN  KITA SUDAH TIDAK SEGAR DAN KENYAL
DAYA INGAT , ANALISIS DAN SINTESA MULAI  TIDAK AKURAT
JALAN DAN LARI KITA SUDAH TIDAK SECEPAT KILAT
DAN WAKTUPUN TETAP BERGERAK MAJU
TAK PEDULI PERUBAHAN YANG MENGIRINGINYA

DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN
SEMUA YANG HIDUP AKAN MENEMUI AJALNYA
SEMUA CIPTAAN AKHIRNYA KEMBALI KEPADA-NYA
SUDAH BERJUTA NYAWA TERKUBUR DAN TAK KEMBALI DI DUNIA NYATA
SUDAH BERJUTA BANGUNAN DAN MATETRI , LAPUK DAN AKHIRNYA LEBUR
SUDAH BERJUTA ORANG SOLEH YANG TERKUBUR MENANTI DI ALAM BARZAH
SUDAH BERJUTA ORANG KUFUR YANG TAK BERDAYA MENEMUI AZABNYA
BISAKAH KITA MENGELAKNYA.

DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN
APAKAH KAMU KAFIR ATAU BERIMAN
WAKTU TETAP BERGERAK MAJU
DAN TAK AKAN MUNDUR WALAUPUN SEDETIK
DIA AKAN MENUJU PADA SUATU WAKTU YANG MAHA DAHSYAT
WAKTU DIMANA LANGIT TERBELAH, BUMI MEMUNTAHKAN SELURUH ISINYA
WAKTU DIMANA MANUSIA TIDAK BISA SALING MENOLONG WALAUPUN KERABAT
WAKTU DIMANA MASING2 DIRI DITANYA  DAN TAK BISA MENGELAK

DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN
"63 TAHUN"  ITU TERAMAT SEDIKIT  UNTUK MENJADI KAFIR,
UNTUK MEMUASKAN SEGALA NAFSU YG KITA MAU
UNTUK BEBAS MENENTANG HUKUM2 DAN PETUNJUK-NYA
BANDINGKAN BERAPA LAMA KAMU TERJEPIT SENDIRI MENANTI DI LIANG LAHAT YG PENUH SIKSA
SAMPAI TIBANYA MASA BERBANGKIT
BANDINGKAN BERAPA LAMA KAMU DINERAKA KARENA SELAMA HIDUPMU KAFIR
BERAPA LAMA KAMU DISIKSA BERULANG2 TAK HENTI2, TIDAK MATI DAN TIDAK HIDUP
BERAPA LAMA KAMU AKAN TERSIKSA DALAM API YANG MENYALA2
JELAS TAK TERHINGGA

DEMI WAKTU, SESUNGGUHNYA MANUSIA DALAM KERUGIAN
KECUALI KALAU SELAMA HIDUPMU KAMU BERIMAN
KECUALI  KALAU SELAMA HIDUPMU KAMU SELALU BERAMAL SOLEH
KECUALI KALAU SELAMA HIDUPMU KAMU SALING MENGINGATKAN
DALAM KEBENARAN DAN KESABARAN
TA'ATMU, IBADAHMU, IKHLASMU, SABARMU,SYUKURMU HANYA "63 TAHUN"
TAPI NIKMATMU KELAK , BERJUTA TAHUN , BAHKAN TAK TERHINGGA...!!!

MAKA BERHISABLAH SEBELUM KELAK KAMU DIHISAB
BERTOBATLAH DAN BERUBAHLAH SESEGERA MUNGKIN
BUATLAH SEBANYAK2 AMALMU YG KAMU MAMPU
SEBELUM NYAWA INI SAMPAI DI KERONGKONGAN
 SEMOGA...!!! Amin..!

SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU ISLAM 1432 HIJRAH..!

                                         DUSTUR ILLAHI
Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun
أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ
Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka
ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ <206
niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya
مَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ  >207
(SURAT 26. ASY SYU'ARAA'  : 205-207)
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ  <24n
mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.
25>   تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan
كَلا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ<26
(SURAT 75. AL QIYAAMAH : 24-26)

Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al –Hasyr, 59 : 18)

(Renungan Malam 1 Muharam 1432 H)
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ 45
(Dikatakan kepada orang-orang Kafir): "Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek; sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa".
كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ 46
(QS.Al-Mursalaat, 77: 45-46)
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
(QS.79 : 46)
Demi masa.
وَالْعَصْرِ 1
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ 2
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 3
(QS. Al-Ashr, 1031-3)
Umar bin al-Khaththab ra. pernah berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah SWT kelak. Bersiaplah menghadapi Hari Perhitungan yang amat dahsyat. Sesungguhnya hisab pada Hari Kiamat akan terasa ringan bagi orang yang selalu menghisab diri ketika di dunia.” (Lihat: Al-Mubarakfuri, Tuhfah al-Ahwadzi bi Syarh Jamî’ at-Tirmidzi).
Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)

Selasa, 07 Desember 2010

Masjid tak Tersentuh Tsunami, 50 Orang Selamat


Masjid Mentawai yang Terbebas dari Tsunami
Islamedia:Pagi itu, sekitar pukul 10.00 WIB, langit Sikakap tampak mendung. Di luar rumah tanah tampak lanyah. Pepohonan dan rerumputan masih basah setelah diguyur hujan deras sepanjang malam. Sebentar lagi, sepertinya hujan deras bakal turun. Ya, membasuh duka Bumi Sikerei.

Di luar rumah, bau mayat menyengat. Aroma tak sedap menebar ditiup angin. Memang, hingga Jumat (29/10), mayat masih bergelimpangan di pinggir jalan. Pikiran saya langsung terbayang ratusan warga Pagai Selatan yang bertahan di perbukitan, dalam kondisi hujan badai. Selain menahan lapar, dinginnya malam, mereka harus melawan penyakit yang kini menyerang.

Ternyata benar. Hujan deras mengguyur Sikakap. Tak hanya hujan, tapi juga badai. Di posko utama, para jurnalis dan relawan telah ber¬kum¬pul. Seperti biasa, setiap pagi kami siap-siap menyisir desa terpencil yang belum terjamah bantuan. Pagi itu, tim relawan dan jurnalis hendak menuju Dusun Pasa Puat di Pagai Utara. Dusun itu, semua rumah hancur. Mujur, tidak ada korban jiwa.

Perjalanan menggunakan kapal kayu atau long boat. Kapal itu mampu memuat 12 orang dan sedikit logistik untuk pengungsi. Berapa menit berlayar, gelombang dua meter menghadang. Pelayaran pun dihentikan. Setelah menunggu sekitar satu jam, boat yang dinakhodai Dayat itu dilanjutkan selama dua jam pelayaran. Sepanjang perjalanan, boat nyaris karam karena dipenuhi air. Kami sampai di tujuan sekitar pukul 17.00 WIB.

Dari pantai, Dusun Pasa Puat sunyi senyap. Sedikit pun tidak terlihat tanda-tanda seperti sebuah kampung. Permukiman penduduk rata dengan tanah. Tak satu pun rumah warga yang berdiri. Semua tiarap. Hanya ada satu bangunan berdiri kokoh menghadap pantai. Ya, sebuah masjid. Garin masjid itu juga selamat. Zulfikar namanya.
Hari beranjak senja. Hujan belum juga reda. Zulfkar tampak bersiap menunaikan Shalat Maghrib. Dalam obrolannya, pria berusia 40 tahun itu mengaku telah tingal di dusun itu sejak kecil. Sama dengan usia masjid itu yang berdiri sekitar tahun 1960 silam. "Ini masjid tertua di dusun kami. Bentuk masjid itu sudah tidak asli lagi, karena terus diperbaiki," ujar Zulfikar.

Zulfikar menceritakan, masjid ini sama sekali tidak tersentuh tsunami pada malam itu. Padahal, lokasinya tidak jauh dari pantai. Sedangkan rumah-rumah warga di sekitar masjid, rata dengan tanah. Masjid inilah yang menjadi tempat perlindungan masyarakat saat gelombang besar datang.

Seperti mukjizat, air laut hanya sampai di teras masjid. D luar masjid, Zulfikar melihat dengan mata kepala sendiri gelombang tsunami mencapai delapan meter. "Kami dalam masjid ada sekitar 50 orang, sedangkan warga yang lain telah menyelamatkan diri ke perbukitan yang berjarak satu kilometer dari masjid. Melihat masjid tidak kena sama sekali, kami merasa heran. Setelah itu kami sadar ini adalah kehendak Tuhan," jelas pria berjenggot itu.

Zulfikar dan 50 warga lainnya tidak henti-henti mengucap kebesaran Allah. Di luar masjid, tsunami terus menerjang sebanyak tiga gelombang. Tiada yang menduga, tsunami menghindar dari masjid. "Sepertinya, di masjid air terbelah, sehingga lantai masjid pun tidak basah sama sekali," kenangnya. [jppn/masjid]

Perbedaan Kalender Hijriah dan Kalender Masehi

Penanggalan
Kalender Bulan Vs Matahari
Rabu, 11 Agustus 2010 | 09:58 WIB
Kompas
Kalender matahari dan bulan
Oleh M Zaid Wahyudi
Dari tahun ke tahun, awal bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri selalu maju rata-rata 11 hari dari tahun sebelumnya. Tahun 2009, awal Ramadhan jatuh tanggal 22 Agustus dan Ramadhan tahun ini dimulai 11 Agustus. Tahun depan, 1 Ramadhan diperkirakan bertepatan dengan tanggal 1 Agustus.
Sistem penanggalan pada kalender Hijriah didasarkan pada perubahan fase Bulan, dari bulan penampakan hilal atau bulan sabit tipis ke hilal berikutnya. Satu periode hilal sama dengan satu periode sinodis Bulan, lamanya 29,5306 hari.
Berbeda dari kalender Masehi yang digunakan di seluruh dunia untuk kepentingan administrasi, kalender Bulan umumnya digunakan untuk keperluan ritual agama dan tradisi. Kedua kalender, satu tahun sama-sama terdiri dari 12 bulan. Satu tahun Hijriah memiliki 12 periode sinodis Bulan atau 354,366 hari. Dibulatkan jadi 354 hari atau 355 hari untuk tahun kabisat.
Kalender Masehi didasarkan atas peredaran Bumi mengelilingi Matahari dari satu titik tertentu yang disebut solstis atau equinox kembali ke titik itu. Lama perjalanan Bumi mengelilingi Matahari 365,2422 hari—disebut satu tahun tropis, dibulatkan menjadi 365 hari atau 366 hari untuk tahun kabisat.
Perbedaan jumlah hari dalam satu tahun Hijriah dan Masehi menyebabkan pelaksanaan ibadah Ramadhan, perayaan Idul Fitri, dan Idul Adha selalu maju 10-12 hari dari tahun sebelumnya. Selisih 10 hari lebih maju terjadi jika tahun kalender Hijriah adalah tahun kabisat dan tahun Masehi-nya adalah tahun biasa atau tahun basit (pendek). Sedangkan selisih maju 12 hari terjadi jika tahun Hijriah-nya tahun biasa dan tahun Masehi-nya termasuk tahun kabisat.
Sederhana
Menurut peneliti Observatorium Bosscha dan pengajar Sistem Kalender pada Program Pascasarjana Astronomi Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (9/8), sistem penanggalan Bulan banyak dipakai karena konsisten dan teratur. Fase Bulan terjadi berulang: bulan baru-bulan sabit muda-bulan separuh awal-bulan purnama-bulan separuh akhir-bulan sabit tua-bulan mati dan kembali ke bulan baru secara periodik. ”Perubahan wajah Bulan secara teratur di langit malam itu dicatat nenek moyang kita dan terciptalah penanggalan Bulan,” katanya.
Sistem penanggalan memakai Bulan sebagai acuan disebut penanggalan Bulan (lunar/qamariyah). Kalender Jepang juga menggunakan periodisitas penampakan Bulan.
Penanggalan yang menggunakan Matahari sebagai patokan, yaitu kalender Masehi atau kalender Kristiani atau penanggalan Matahari (Solar/Syamsiyah). Sedangkan kalender China dan Yahudi memadukan sistem penanggalan Matahari dan Bulan secara bersama-sama atau menggunakan sistem penanggalan Matahari-Bulan (Luni-Solar).
Kalender Bulan lebih sederhana dibandingkan kalender Matahari. Sebelum ditetapkan sebagai kalender Hijriah, masyarakat Arab dan umat Islam di masa Nabi Muhammad telah menggunakan sistem ini, tetapi belum dibakukan.
Baru pada masa Khalifah Umar bin Khattab, sistem penanggalan itu dibakukan. Titik awal yang dipakai adalah masa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah, bertepatan dengan tahun 622 Masehi. Karena itu, tahun kalender Islam disebut tahun Hijriah.
Kalender Masehi
Kalender Masehi dikembangkan dari sistem kalender Julian pada masa Julius Caesar—tahun 45 sebelum Masehi. Dalam kalender ini, satu tahun tepat 365,25 hari, dibulatkan menjadi 365 hari. Empat tahun sekali jumlah hari menjadi 366 hari—disebut tahun kabisat.
Maju satu hari
Namun, panjang satu tahun tropis sebenarnya adalah 365,2422 hari. Akibatnya, setiap 128 tahun kalender Julian maju satu hari dari seharusnya. Hal itu berakibat pada mundurnya waktu Paskah. Sesuai ketentuan, Paskah jatuh hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama sesudah Matahari ada di titik vernal equinox—titik musim semi—pada 21 Maret.
Untuk mengatasi itu, titik musim semi harus dikembalikan agar tepat pada 21 Maret. Maka, perlu dilakukan pengurangan hari pada kalender Masehi. Pada 1582 dilakukanlah koreksi. Dengan mengacu ke Konsili Nicaea yang menetapkan titik musim semi pada 21 Maret 325, maka untuk mengembalikan 21 Maret 1582 tepat pada titik musim semi, jumlah hari pada tahun itu harus dipangkas 10 hari. Akibatnya, sesudah tanggal 4 Oktober 1582 langsung melompat ke tanggal 15 Oktober 1582. Artinya, tanggal 5-14 Oktober 1582 tidak pernah ada.
Koreksi juga dilakukan terhadap panjang satu tahun tropis kalender Julian. Perbaikan itu diajukan ahli fisika asal Naples, Aloysius Lilius, dengan menggunakan panjang satu periode tahun tropis adalah 365,2425 hari.
Perbaikan juga dilakukan pada tahun kabisat, yaitu tahun yang habis dibagi empat dan tahun yang habis dibagi 400. Tetapi, tahun yang habis dibagi 100 tidak disebut tahun kabisat.
Sistem ini diadopsi Paus Gregorius XIII. Karena itulah sistem penanggalan itu disebut sebagai sistem kalender Gregorian—yang kini paling banyak digunakan untuk kepentingan administrasi publik di seluruh dunia hingga kini.
Bisa disatukan
Guru Besar Riset Bidang Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yang juga anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama, Thomas Djamaluddin mengatakan, sebuah sistem kalender akan bisa diterima publik jika memenuhi tiga faktor, yaitu kriteria yang digunakan dalam penanggalan, wilayah keberlakuan kalender, serta ada otoritas yang menetapkan kalender tersebut.
Di Indonesia, faktor wilayah sudah disepakati dan pihak yang berwenang adalah Kementerian Agama. Namun, kriteria awal bulan masih berbeda antara pendapat Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan pemerintah.
Muhammadiyah memakai kriteria wujudul hilal, NU menggunakan kriteria tinggi hilal minimal dua derajat di atas ufuk, sedangkan Kementerian Agama menggunakan kriteria MABIMS, yaitu ketinggian hilal minimal 2 derajat, jarak Matahari dan Bulan minimal 3 derajat, dan umur hilal minimal 8 jam.
”Metode hisab dan rukyat sebenarnya bisa digabungkan,” tegasnya. Dia mengusulkan Kriteria hisab-rukyat Indonesia, yaitu hilal dapat teramati jika ketinggian minimum hilal 4 derajat dan jarak minimal Bulan dari Matahari adalah 6,4 derajat.
Kriteria itu didapat berdasar data hisab dan rukyat Indonesia dan internasional yang dipadukan dengan pengamatan astronomi—selama ini hilal sulit diamati jika di bawah 4 derajat dan jaraknya terlalu dekat dengan Matahari. Kriteria usulan itu sudah memasukkan kemungkinan cahaya hilal yang redup yang bisa kalah oleh hamburan sinar matahari di atmosfer bumi.
Kompas Cetak
Sumber :http://regional.kompas.com/read/2010/08/11/09585030/Kalender.Bulan.Vs.Matahari 

Rabu, 01 Desember 2010

HIDUP DAMAI ADALAH SALING BERBAGI TAK HENTI-HENTI

Saudaraku, 
kalau langit memberikan Hujannya, 
kalau Matahari memberikan Cahayanya, 
Pepohonan memberikan bunga , buah, kayu dan akarnya, 
Laut memberikan Ikan, rumput, dan mutiaranya
Tanah memberikan tambangnya (emas, perak, dll) dan ruang untuk istirahat panjang manusia,
Gunung-gunung memberikan batu dan semennya, 
Udara memberikan ruang untuk bernafas
Sapi memberikan susunya,
Lebah memberikan madunya,

Ternyata seluruh Alam Semesta ini adalah Memberi dan Berbagi tiada henti, 
akankan kita berdiam diri tidak memberikan apa-apa ?
Ketika disekeliling kita banyak orang yg membutuhkan,
Ketika kerabat kita masih hidup serba kekurangan,
Ketika anak2 yatim bertambah karena kehilangan orang tuanya,

semiskin apakah kita ? 
sebokek apakah kantong kita ?
Haruskah menunggu cukup?
Haruskah menunggu kaya?
Haruskah menunggu sukses?

Sebab kita tidak akan pernah tau batas umur kita.

Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil),
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. Al-Fajr, 89: 16-20)
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.(QS. Al-Lail, 92: 8-11)

Selasa, 23 November 2010

MERAPI PUN BERDAKWAH

Ketika para "ulama" sibuk dengan dunia
Ketika para ustad, da'i dan mubaligh lebih sibuk berdakwah di partai2,di kantor2 dan di kota2
Ketika para tokoh masyarakat sudah tertelan budaya nenek moyang
Ketika menyembah gunung dan lautan menjadi biasa
ketika perbuatan musyrik dijujung tinggi sebagai kearifan lokal
ketika orang pekewuh utk berkata tidak atas ajakan para dukun dan "Orang Pintar"
ketika banyak dibangun masjid dan mushola tapi sepi pengunjung
Ketika para normal banyak menyapa via TV dan mass media
Ketika sihir, magic dan ilmu2 hitam merajalela
Ketika Alqur'an hanya menjadi jimat dan hiasan
ketika banyak orang lupa akan Tauhid dan kebesaran Alloh SWT.

Alampun ikut bicara
Merapipun Berda'wah, atas perintah Tuhannya
Mbah marijanpun  tak berdaya
Merapi berkata : Alloh lah Sang Maha Kuasa, pemilik dan pemelihara alam semesta
kami hanya patuh padaNYa, apapun kehendakNya kami taat dan patuh
mengapa manusia masih saja seneng berbuat maksiat.
mengapa manusia yg menerima amanah sebagai khalifah malah ingkar
mengapa manusia masih saja lebih percaya dukun dan roh leluhur

Maka ketika Merapi meletus
orang mulai sadar dan terhenyak
orang mulai berzikir dan mendekat kepada Alloh SWT
orang mulai berdo'a dan memohon perlindungan-NYa
Masjid dan mushola mulai banyak didatangi
tali silaturahim dan solidaritas mulai digalang

Ya Alloh ampunilah kami bila kami selama ini lalai..!!
Ajari kami tentang kebenaran dan penyesalan
Lindungilah dan selamatkan kami..!!

”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96)

Rasulullah Saw juga menerangkan akan sebab-sebab musibah dalam haditsnya:
Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada mereka.” Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “ada!”. Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam Ahmad)

“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl, 16 : 112)

"..dan apabila bumi diratakan, وَإِذَا الأرْضُ مُدَّتْ
dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ
dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya) .  وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
(QS.Al-Insyiqaaq,84  :3-5)

"Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah."
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ
(QS.Ar-Rum,30:43)

(Di buat Saat Merapi Meletus Paling Dahsyat, awal November 2010)
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".(QS.Ar-Rum,30:42)
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ